BERUBAH
Namanya
Eci. Ia adalah salah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri
yang ada di Denpasar. Ia adalah seseorang yang tergolong pintar di kampusnya,
selain itu ia juga ramah dan tidak terlalu memilih-milih dalam bergaul,
sehingga itu yang menyebabkan ia memiliki banyak teman baik dari kampusnya
ataupun di luar kampus. Akan tetapi masa lalunya dimana ia sering dikhianati
dan dibohongi oleh pacarnya telah membuatnya menjadi sering ragu dalam memilih
seorang pasangan bagi dirinya, dan ketika ia telah menjalin hubungan dengan
seseorang pun ia cenderung tidak terlalu serius dan tidak begitu perhatian pada
pacarnya itu. Itu semua karena perasaan traumanya tersebut.
Suatu
ketika, ia mengikuti kegiatan di kampus yang mana dalam kegiatan tersebut melibatkan
seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM yang ada di kampus tersebut. Ia pun
dengan banyak UKM lain tersebut mulai mempersiapkan segala sesuatu yang akan
diperlukan terkait dengan acara tersebut. Di sanalah ia bertemu dengan Ryan,
seorang cowok yang berkarakter keras dan berpendirian yang teguh namun
sebenarnya ia adalah seseorang yang berprinsip
dan penyayang. Karena seringnya Eci dan Ryan tersebut
bertemu dan berinteraksi, tumbuhlah perasaan suka dari diri Ryan terhadap Eci
dan nampaknya Eci pun juga memang menyukai Ryan. Setelah beberapa lama mereka
dekat, mereka pun akhirnya jadian.
Di
awal-awal hubungan mereka berdua, semuanya tampak berjalan dengan indah dan
tanpa ada suatu masalah yang berarti. Akan tetapi setelah beberapa lama
berjalan, kejelekan Eci mulai nampak. Ia mulai tidak memperdulikan Ryan seperti
sebelumnya. Eci selalu sibuk dengan dirinya sendiri dan kegiatan-kegiatan tanpa
pernah bisa dan mau meluangkan waktunya untuk Ryan. Seringkali Ryan
menghubunginya akan tetapi sering tidak digubris dan seolah Eci tidak perduli
dengan hal tersebut. Bahkan Eci pun tidak pernah lagi menghubungi Ryan lebih
dulu. Suatu ketika pernah Ryan mencoba untuk bicara dengan Eci tentang hal
tersebut, namun Eci selalu berkata bahwa ia harus selalu mengerjakan tugas
tugasnya itu dan selalu menuntut Ryan untuk mengerti keadaan dirinya. Akhirnya
karena rasa sayang Ryan terhadap Eci, maka Ryan pun selalu mengalah dan
menerima keadaan tersebut.
Suatu
ketika, Ryan berkunjung ke rumah kost Eci, dan sampai disana ia bertemu dengan
Mita, teman sekamar Eci dan juga teman baik Ryan. Ketika itu Mita mengatakan
bahwa Eci sedang keluar karena ada sesuatu yang harus diselesaikannya. Kemudian
datanglah Heri, teman Eci di kepengurusan organisasi di kampus yang memang
mencari Eci untuk memberikan titipan uang di organisasi. Tak lama berselang Eci
pun datang dan ia pun menyapa Mita serta Heri namun entah mengapa ia seolah
tidak melihat Ryan sama sekali. Mita pun bingung dengan hal tersebut. Merasa
tidak dianggap dan diperhatikan oleh pacarnya, Ryan pun keluar dari rumah kost
Eci. Dengan perasaan kecewa berat ia pulang, dan Mita yang kesal dengan sikap
Eci itu langsung memarahi Eci setelah Heri pulang.
Ryan
yang merasa sangat kecewa dengan sikap Eci tersebut memacu sepeda motornya dengan
kecepatan di atas normal dengan kondisi jalanan di malam hari yang tidak
terlalu terang, tanpa ia sadari dari
arah yang berlawanan, datanglah sebuah mobil truk yang juga memacu kecepatannya
di atas normal. Akhirnya kecelakaan pun tidak terhindarkan dan Ryan terlempar
ke pinggir jalan. Ia tak
sadarkan diri dan sampai di rumah sakit pun ia tetap dalam keadaan keadaan kritis.
Eci
yang karena kesibukannya dan kebiasaan buruknya yang tidak pernah mau
menghubungi Ryan lebih dulu pun tidak mengetahui tentang keadaan Ryan yang koma sejak 2 hari yang
lalu di rumah sakit. Namun meski begitu, ia merasakan telah terjadi suatu hal
yang tidak baik akan tetapi ia tetap tidak menghubungi Ryan. Kemudian di kampus
ia pun bertemu dengan Tomi, salah seorang sahabat Ryan. Eci pun menanyakan Tomi
apakah Ryan sempat ke kampus. Namun Tomi malah marah dan mengatakan bahwa Eci
adalah pacar yang tidak baik bagi Ryan. Mengapa tidak ? Sebab Ryan sudah 2 hari
koma di RS namun Eci sama sekali tidak tahu apalagi menunggui Ryan di RS. Mendengar
kata-kata seperti itu Eci pun merasa seperti terbangun dari tidurnya dan dengan
menangis ia pulang. Sampai di kost, Mita yang bingung melihat Eci seperti itu
pun menanyakan mengapa ia menangis. Eci pun menjawab bahwa Ryan sudah 2 hari
koma di rumah sakit dan ia sama sekali tidak tahu tentang hal tersebut. Mita
yang juga terkejut mendengar kabar itu pun menenangkan Eci dan mengajaknya
untuk segera ke RS untuk melihat keadaan Ryan.
Sesampainya
di RS, Eci melihat Ryan terbaring tak sadarkan diri dengan ditunggui oleh
keluarganya. Melihat keadaan Ryan yang seperti itu, Eci pun tak kuasa menahan
air matanya dan ia pun jatuh pingsan. Setelah sadarkan diri, Eci duduk tanpa
berhenti menangis di samping Ryan. Ia merasa bahwa Ryan menjadi seperti itu
karena ia tidak pernah peduli pada Ryan. Ia terus menghujat dan menyalahkan
dirinya sendiri, sehingga ibu Ryan pun ikut menenangkan Eci. Kemudian Eci pun
berdoa dalam hatinya, jika seandainya Tuhan mau menyelamatkan nyawa Ryan, maka
ia berjanji akan berubah. Ia akan menyayangi Ryan dan peduli dengan Ryan
seperti apa yang telah Ryan lakukan padanya. Bahkan ia akan melakukannya lebih
dari apa yang telah Ryan lakukan. Karena Eci akhirnya menyadari bahwa Ryan amat
mencintainya dengan tulus dan selama ini ia lah yang selalu menyakiti Ryan. Eci
pun tak berhenti berdoa dan berharap seperti itu sambil tetap duduk tertunduk
di samping Ryan.
Tak
berselang lama, Eci pun merasa bahwa tangannya disentuh oleh seseorang. Sentuhan
yang selama ini selalu ia abaikan
akan tetapi kali ini terasa sangat lemah. Ia pun terbangun dan melihat Ryan
mulai sadarkan diri sambil tetap menyebut-nyebut nama Eci. Keluarga Ryan pun
memanggil dokter agar Ryan kembali mendapat penanganan medis lebih lanjut.
Akhirnya,
Eci pun berubah dan mulai menyayangi Ryan sebagaimana mestinya bahkan lebih.
Itu ia buktikan ketika ia memutuskan untuk berhenti dari kepengurusan
organisasi karena ia ingin menemani dan merawat Ryan hingga benar-benar sembuh
pulih sebagaimana mestinya. Karena baginya merawat serta menyayangi Ryan adalah
hal yang lebih penting daripada sekadar tugas-tugas keorganisasian. Ia pun juga
telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan meninggalkan Ryan seperti
apa yang telah ia lakukan dahulu, karena ia sendiri hampir ditinggalkan oleh
Ryan untuk selamanya. Dan satu hal yang telah ia temukan, yaitu ternyata Ryan
lah obat termanjur bagi trauma yang selama ini telah ia alami.
Wayne Abarai
***********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar