Jumat, 10 Januari 2014

Cerpen BERUBAH



BERUBAH

Namanya Eci. Ia adalah salah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Denpasar. Ia adalah seseorang yang tergolong pintar di kampusnya, selain itu ia juga ramah dan tidak terlalu memilih-milih dalam bergaul, sehingga itu yang menyebabkan ia memiliki banyak teman baik dari kampusnya ataupun di luar kampus. Akan tetapi masa lalunya dimana ia sering dikhianati dan dibohongi oleh pacarnya telah membuatnya menjadi sering ragu dalam memilih seorang pasangan bagi dirinya, dan ketika ia telah menjalin hubungan dengan seseorang pun ia cenderung tidak terlalu serius dan tidak begitu perhatian pada pacarnya itu. Itu semua karena perasaan traumanya tersebut.
Suatu ketika, ia mengikuti kegiatan di kampus yang mana dalam kegiatan tersebut melibatkan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM yang ada di kampus tersebut. Ia pun dengan banyak UKM lain tersebut mulai mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukan terkait dengan acara tersebut. Di sanalah ia bertemu dengan Ryan, seorang cowok yang berkarakter keras dan berpendirian yang teguh namun sebenarnya ia adalah seseorang yang berprinsip dan penyayang. Karena seringnya Eci dan Ryan tersebut bertemu dan berinteraksi, tumbuhlah perasaan suka dari diri Ryan terhadap Eci dan nampaknya Eci pun juga memang menyukai Ryan. Setelah beberapa lama mereka dekat, mereka pun akhirnya jadian.
Di awal-awal hubungan mereka berdua, semuanya tampak berjalan dengan indah dan tanpa ada suatu masalah yang berarti. Akan tetapi setelah beberapa lama berjalan, kejelekan Eci mulai nampak. Ia mulai tidak memperdulikan Ryan seperti sebelumnya. Eci selalu sibuk dengan dirinya sendiri dan kegiatan-kegiatan tanpa pernah bisa dan mau meluangkan waktunya untuk Ryan. Seringkali Ryan menghubunginya akan tetapi sering tidak digubris dan seolah Eci tidak perduli dengan hal tersebut. Bahkan Eci pun tidak pernah lagi menghubungi Ryan lebih dulu. Suatu ketika pernah Ryan mencoba untuk bicara dengan Eci tentang hal tersebut, namun Eci selalu berkata bahwa ia harus selalu mengerjakan tugas tugasnya itu dan selalu menuntut Ryan untuk mengerti keadaan dirinya. Akhirnya karena rasa sayang Ryan terhadap Eci, maka Ryan pun selalu mengalah dan menerima keadaan tersebut.
Suatu ketika, Ryan berkunjung ke rumah kost Eci, dan sampai disana ia bertemu dengan Mita, teman sekamar Eci dan juga teman baik Ryan. Ketika itu Mita mengatakan bahwa Eci sedang keluar karena ada sesuatu yang harus diselesaikannya. Kemudian datanglah Heri, teman Eci di kepengurusan organisasi di kampus yang memang mencari Eci untuk memberikan titipan uang di organisasi. Tak lama berselang Eci pun datang dan ia pun menyapa Mita serta Heri namun entah mengapa ia seolah tidak melihat Ryan sama sekali. Mita pun bingung dengan hal tersebut. Merasa tidak dianggap dan diperhatikan oleh pacarnya, Ryan pun keluar dari rumah kost Eci. Dengan perasaan kecewa berat ia pulang, dan Mita yang kesal dengan sikap Eci itu langsung memarahi Eci setelah Heri pulang.
Ryan yang merasa sangat kecewa dengan sikap Eci tersebut memacu sepeda motornya dengan kecepatan di atas normal dengan kondisi jalanan di malam hari yang tidak terlalu terang, tanpa ia sadari dari arah yang berlawanan, datanglah sebuah mobil truk yang juga memacu kecepatannya di atas normal. Akhirnya kecelakaan pun tidak terhindarkan dan Ryan terlempar ke pinggir jalan. Ia tak sadarkan diri dan sampai di rumah sakit pun ia tetap dalam keadaan keadaan kritis.
Eci yang karena kesibukannya dan kebiasaan buruknya yang tidak pernah mau menghubungi Ryan lebih dulu pun tidak mengetahui tentang keadaan Ryan yang koma sejak 2 hari yang lalu di rumah sakit. Namun meski begitu, ia merasakan telah terjadi suatu hal yang tidak baik akan tetapi ia tetap tidak menghubungi Ryan. Kemudian di kampus ia pun bertemu dengan Tomi, salah seorang sahabat Ryan. Eci pun menanyakan Tomi apakah Ryan sempat ke kampus. Namun Tomi malah marah dan mengatakan bahwa Eci adalah pacar yang tidak baik bagi Ryan. Mengapa tidak ? Sebab Ryan sudah 2 hari koma di RS namun Eci sama sekali tidak tahu apalagi menunggui Ryan di RS. Mendengar kata-kata seperti itu Eci pun merasa seperti terbangun dari tidurnya dan dengan menangis ia pulang. Sampai di kost, Mita yang bingung melihat Eci seperti itu pun menanyakan mengapa ia menangis. Eci pun menjawab bahwa Ryan sudah 2 hari koma di rumah sakit dan ia sama sekali tidak tahu tentang hal tersebut. Mita yang juga terkejut mendengar kabar itu pun menenangkan Eci dan mengajaknya untuk segera ke RS untuk melihat keadaan Ryan.
Sesampainya di RS, Eci melihat Ryan terbaring tak sadarkan diri dengan ditunggui oleh keluarganya. Melihat keadaan Ryan yang seperti itu, Eci pun tak kuasa menahan air matanya dan ia pun jatuh pingsan. Setelah sadarkan diri, Eci duduk tanpa berhenti menangis di samping Ryan. Ia merasa bahwa Ryan menjadi seperti itu karena ia tidak pernah peduli pada Ryan. Ia terus menghujat dan menyalahkan dirinya sendiri, sehingga ibu Ryan pun ikut menenangkan Eci. Kemudian Eci pun berdoa dalam hatinya, jika seandainya Tuhan mau menyelamatkan nyawa Ryan, maka ia berjanji akan berubah. Ia akan menyayangi Ryan dan peduli dengan Ryan seperti apa yang telah Ryan lakukan padanya. Bahkan ia akan melakukannya lebih dari apa yang telah Ryan lakukan. Karena Eci akhirnya menyadari bahwa Ryan amat mencintainya dengan tulus dan selama ini ia lah yang selalu menyakiti Ryan. Eci pun tak berhenti berdoa dan berharap seperti itu sambil tetap duduk tertunduk di samping Ryan.
Tak berselang lama, Eci pun merasa bahwa tangannya disentuh oleh seseorang. Sentuhan yang selama ini selalu ia abaikan akan tetapi kali ini terasa sangat lemah. Ia pun terbangun dan melihat Ryan mulai sadarkan diri sambil tetap menyebut-nyebut nama Eci. Keluarga Ryan pun memanggil dokter agar Ryan kembali mendapat penanganan medis lebih lanjut.
Akhirnya, Eci pun berubah dan mulai menyayangi Ryan sebagaimana mestinya bahkan lebih. Itu ia buktikan ketika ia memutuskan untuk berhenti dari kepengurusan organisasi karena ia ingin menemani dan merawat Ryan hingga benar-benar sembuh pulih sebagaimana mestinya. Karena baginya merawat serta menyayangi Ryan adalah hal yang lebih penting daripada sekadar tugas-tugas keorganisasian. Ia pun juga telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan meninggalkan Ryan seperti apa yang telah ia lakukan dahulu, karena ia sendiri hampir ditinggalkan oleh Ryan untuk selamanya. Dan satu hal yang telah ia temukan, yaitu ternyata Ryan lah obat termanjur bagi trauma yang selama ini telah ia alami.


                                                                                                                            Wayne Abarai

***********
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar